Cacing tambang menular melalui penetrasi kulit terutama pada telapak kaki. Larva cacing tambang yang infektif adalah larva filariform. Gambar disamping adalah larva filariform dari hasil pembiakan larva menggunakan metode Harada Mori.
Jumat, 17 April 2009
Jumat, 03 April 2009
Renungan Seorang Mahasiswa
Saat ini aku adalah seorang mahasiswa pasca sarjana. Ketika sampai saatnya aku harus menulis tugas akhir berupa Thesis, semua itu aku keerjakan dengan sepenuh hati dengan harapan aku mendapatkan pembimbing dan narasumber yang baik dalam artian yang dapat benar-benar membimbing dan mengarahkan aku dalam menyelesaikan tugas itu. Aku sadar bahwa setiap kesulitan dan rintangan dalam menyelesaikan tugas akhir itu memang harus kulalui satu demi satu. Manakala aku kesulitan untuk menemui pembimbing, tidak pernah sekalipun aku berpikiran jelek tentang beliau, misalnya menganggap beliau tidak mau membimbing aku atau anggapan jelek lainnya. Aku sadar bahwa beliau pasti sudah sangat sibuk dengan tugas-tugasnya menjadi seorang dosen dan......yang lebih penting lagi aku harus sadar bahwa aku ini seorang mahasiswa yang tentu harus menghormati beliau para dosen dan pembimbingku yang masih mau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu denganku. Untuk itu....bagi teman-temanku......adik-adikku.......jangan suka mengumbar dugaan dan fitnah kepada para guru dan dosen kita......apalagi sampai berpikiran negatif menganggap dosen-dosen kita tidak mau membimbing kita. Kalau tidak dibimbing oleh mereka....apakah kita bisa menjadi seperti ini ? Mari coba kita renungkan ini........mari coba kita jawab dengan nurani........
Pengambilan Organ Marmut Untuk Sediaan Histologi
Saya selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk mahasiswa UNIMUS. Dulu saya hanya memperoleh materi sedikit sekali tentang hal ini dari pelatihan singkat yang hanya sebulan di Fakultas Biologi UGM. Tapi saya berniat untuk menyampaikan yang sedikit itu untuk adik-adik mahasiswa sebisa saya. Pada perkuliahan praktikum sitohistoteknologi di program D3 Analis Kesehatan UNIMUS, saya mencoba memberanikan diri untuk mengajari membedah hewan coba dan mengambil organnya untuk dibuat sediaan histologi yang baik. Hanya sayangnya, alat mikrotom di tempat kami sudah terlalu usang bahkan untuk memutar rodanya saja membutuhkan tenaga yang banyak, sementara kemampuan potongnya minimal dalam ukuran 10 mikron yang masih sangat tebal untuk membuat sediaan sitologi jaringan. Niat tetap terlaksana, namun bilamana ada dermawan yang berkenan berzakat alat mikrotom untuk laboratorium kami, saya akan sangat bersyukur walaupun itu mikrotom bekas insya Allah akan sangat bermanfaat bagi anak didik kami.
Kamis, 02 April 2009
Sarcoptes scabiei penyebab penyakit kudis
Sarcoptes scabiei adalah parasit penyebab penyakit scabies. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai penyakit "kudis" atau "gudig". Parasit ini biasanya membuat terowongan di bawah kulit manusia sehingga orang yang terinfeksi parasit ini akan merasa gatal-gatal. Saat digaruk, parasit akan merasa terganggu dan mencoba berpindah tempat dengan membuat terowongan baru.
Langganan:
Postingan (Atom)